Indonesia merupakan anomali dalam urusan gadget di dunia umumnya dan di Asia Tenggara khususnya.  Disaat produk gadget berbasis Android dan IOS Apple sudah merajalela , di Indonesia Blackberry masih merajai pasar.

Disaat Blackberry populer di Singapura , Nokia masih menjadi merek populer di Indonesia.  Beberapa tahun kemudian , di saat Apple dan produk berbasis Android populer di Singapura , di Indonesia Blackberry baru populer.  Indonesia selalu ketinggalan kereta beberapa tahun.

Fenomena yang terjadi di pemakai handphone saat ini jika ketemu orang adalah menanyakan no pin blackberry dan bukannya nomor handphone, bahkan saat butuh menelepon seseorang , yang dilakukan adalah kirim bbm ke orang tersebut untuk menanyakan nomor handphonenya.

Pin blackberry mengikuti handset blackberry dan bukan mengikuti nomor handphone provider seluler , sehingga sebuah perangkat blackberry tetap memiliki pin bb yang sama walaupun berganti ganti kartu provider seluler.

Praktek dilapangan karena pin blackberry lebih penting daripada nomor handphone , maka pemilik blackberry berganti ganti kartu gsm ( kartu cdma untuk blackberry tidak populer dan tidak akan pernah populer ) sesuai dengan promo tarif paket blackberry termurah.

Tidak ada kesetiaan konsumen kepada perusahaan seluler karena alasan mempertahankan nomor handphone karena pin blackberry melekat di handset blackberry.

Perusahaan seluler juga rugi karena paket langganan blackberry bukanlah merupakan pendapatan yang bisa dinikmati sendiri karena harus dibagi dengan pihak RIM sebagai produsen blackberry.

Pemilik blackberry juga semakin jarang melakukan panggilan suara dan sms karena pada dasarnya pemilik blackberry belum tentu mengetahui nomor handphone dari lawan bbmnya karena yang dibutuhkan untuk komunikasi hanya butuh mengetahui nomor pin bb lawan bbmnya ( bukan lawan bicaranya lagi ).  Selain itu pasti lebih mahal kalau harus bicara melalui handphone yang dihitung pulsanya berdasarkan menit dan juga sms yang dihitung biayanya berdasarkan per sms. Dengan blackberry anda bisa saling kirim pesan sepuasnya hanya dengan satu paket tarif flat.

Tidak ada satupun perusahaan seluler yang berhasil mendobrak dominasi blackberry ini walaupun blackberry  memiliki kelemahan yakni group bbm maksmimal hanya bisa menampung 30 anggota per group bbm .

Di luar negeri yang menggunakan gadget berbasis Android dan IOS Apple terdapat produk sejenis bbm seperti whatsapp yang mengunci nomor handphone sebagai dasar identifikasi untuk saling kirim pesan atau Line yang memungkin dalam sebuah group memiliki anggota sampai ratusan.

Pihak Telkomsel memang sudah meluncurkan paket  Whatssapp , Line Kakao Talk , namun kurang serius dan tidak berhasil mendobrak dominasi Blackberry.

Kita tunggu pihak perusahaan seluler mana yang berhasil mendobrak dominasi Blackberry karena perusahaan seluler itulah yang akan menikmati manisnya sukses dan kesetiaan pengguna nomornya .

Semua orang bisa menjadi ahli pemasaran secara otodidak tanpa harus kuliah dan tanpa harus memperkaya orang orang yang mengaku sebagai ahli pemasaran melalui seminar dan pelatihan untuk menguras kocek anda.

www.konsultansolusi.com