Ini adalah fakta yang terjadi . Banyak bisnis di Indonesia yang akhirnya bangkrut setelah pendirinya meninggal dunia karena faktor kelihaian berbisnis pendirinya yang membuat bisnis tetap berjalan.

Saya ingat di tahun 2000 an ada sebuah pabrik gelas piring yang besar , bahkan termasuk nomor 2 di Indonesia di daerah Cengkareng. Begitu pendirinya meninggal dunia , maka pabrik gelas itupun tutup selamanya. Kalau tidak salah nama gelas produksinya adalah PASARI . Bisnisnya hanya bertahan 1 generasi.

Di luar pabrik gelas Pasari, banyak sekali bisnis yang tutup begitu dikelola oleh pihak generasi ke 2 atau saat dikelola generasi ke 3 .

Kenapa bisnis hanya bertahan satu sampai dua generasi ?

Faktor utama karena perubahan teknologi yang tidak bisa dilawan . Contoh paling sederhana adalah kamera film , dulu bisnis cuci cetak foto adalah bisnis yang bisa bikin kaya. Hari ini siapa yang masih cuci cetak foto disaat semua kamera sudah menjadi digital dan semua smartphone sudah menjadi kamera digital juga dan printer warna harganya murah sehingga kalau mau cetak foto pun bisa cetak sendiri .

Faktor lain adalah karena kalah bersaing dikarenakan mesin yang digunakan sudah ketinggalan teknologi , tidak efisien , boros listrik sehingga harga jual ke pelanggan kalah.

Faktor lain adalah karena manajemen keuangan dan akuntansi yang berantakan alias menjalankan perusahaan seperti menjalankan warung sehingga begitu pendiri meninggal , penerus usaha bingung dengan kondisi aset dan hutang perusahaan . Ini paling sering terjadi di Indonesia.

Faktor lain adalah karena penerus dari usaha tidak memiliki minat untuk meneruskan usaha karena tertarik bekerja sebagai profesional atau tertarik menjalankan bisnis lain yang berbeda dengan bisnis orang tuanya sehingga bisnis tersebut akhirnya tutup saat pendiri tutup usia.

Faktor lain adalah karena penerus bisnis yang masih millenial bahkan gen z ternyata tidak setangguh pendiri dalam menghadapi masalah sehingga akhirnya menyerah dan menutup bisnisnya.

Faktor lain adalah karena tidak adanya sistem tertulis dan standard operating procedure yang bisa dijadikan acuan dalam menjalankan bisnis , semua dilakukan hanya berdasarkan kebiasaan , sehingga ketika bisnis jatuh ke tangan penerus , penerus tidak memiliki panduan blue print untuk menjalankan bisnis.

Faktor lain adalah karena konflik di generasi penerus yang mengakibatkan bisnis hancur.

Jadi pada dasarnya sebagian besar bisnis di Indonesia masa hidupnya maksimal 2 generasi saja. Bahkan banyak yang satu generasi sudah selesai.

Sayang sekali bukan , bisnis habis dalam satu atau dua generasi hanya karena faktor yang bisa dikendalikan dan dibenahi.

Kami bisa membantu anda jika anda butuh konsultasi :

info@konsultansolusi.com

Whatasapp : 0821 8732 8732

http://www.konsultansolusi.com

Iklan