Di Amerika banyak terdapat toko spesialis seperti  Home Depot yang menjual bahan bangunan dan perkakas rumah, Best Buy yang khusus menjual peralatan elektronik dan gadget, Office Depot dan Office Max yang khusus menjual peralatan dan perlengkapan kantor, Toy R Us yang khusus menjual mainan anak,Foot Locker yang khusus menjual sepatu,IKEA yang menjual perabotan furniture dan masih banyak toko spesialis lainnya.

Dengan semakin mudahnya akses internet di Amerika Serikat, popularitas toko online semakin menanjak dan toko online seperti Amazon menjadi sangat populer untuk berbelanja hampir semua produk dari barang kebutuhan hidup,kebutuhan kantor,kebutuhan rumah tangga sampai ke barang gaya hidup seperti gadget.  Harga yang ditawarkan oleh toko online Amazon sangat bersaing dibandingkan dengan toko biasa sehingga kebiasaan berbelanja orang Amerika Serikat mulai berubah dari toko biasa ke toko online.  Walaupun toko biasa di Amerika Serikat umumnya menerapkan kebijaksanaan boleh mengembalikan barang yang dibeli kalau tidak cocok dan tidak suka namun ternyata toko online dapat mengalahkan toko biasa di Amerika Serikat.  Di Amerika Serikat kalau anda membeli baju di toko biasa dan setelah anda memakainya dan anda merasa tidak sreg , anda dapat mengembalikannya ke toko tempat anda membeli , hal ini berlaku untuk hampir semua produk termasuk produk elektronik dan gadget.

Bayangkan jika di Indonesia semua toko menerapkan aturan yang memperbolehkan untuk mengembalikan barang yang sudah dibeli kalau tidak sreg walaupun segel sudah dibuka, tentunya pasti dimanfaatkan oleh konsumen Indonesia untuk ngeceng gratis , habis ngeceng barang dikembalikan ke toko.

Sayangnya toko di Indonesia tidak memiliki kebijaksanaan boleh mengembalikan barang yang sudah dibeli kalau tidak sreg.

Di Amerika Serikat sedang terjadi fenomena “ showrooming “ yakni melihat barang yang akan dibeli di toko biasa, mencoba barang yang akan dibeli di toko biasa , mengecek harga barang yang akan dibeli di toko biasa dan akhirnya membeli barang tersebut di toko online.

Video efek “showrooming” di Amerika Serikat :

Jaringan toko elektronik Best Buy Amerika Serikat hampir bangkrut karena fenomena  “showrooming” ini karena banyak konsumen yang mampir ke toko Best Buy untuk mencoba produk elektronik  yang dijual dan melihat fisik produk elektronok yang dijual serta melihat harga produk elektronik yang dijual dan membeli produk elektronik tersebut di toko online Amazon setelah puas melihat dan mencoba produk elektronik tersebut di toko Best Buy.

Toko Pakaian seperti toko pakaian wanita, pakaian pria dan toko sepatu di Amerika Serikat pun sudah mulai kena fenomena “ showrooming” ini ,  banyak konsumen yang melihat dan mencoba sepatu yang diidamkan di toko sepatu namun melakukan pembelian di toko online sepatu Zappos.

Di Indonesia belum ada toko online sekelas Amazon ataupun Zappos yang memiliki pusat distribusi dan pusat pergudangan sendiri.  Toko online di  Indonesia sekelas Blibli.com yang digawangi Djarum Grup masih merupakan broker perantara antara pemilik barang dengan pembeli barang sehingga tidak memiliki gudang sendiri .

Toko online sekelas Amazon pernah dirintis oleh group Lippo yakni Lipposhop namun layu sebelum berkembang karena salah waktu yakni didirikan saat akses internet masih sulit dan mayoritas masih berbentuk dial up.

Namun tanpa harus menunggu munculnya toko online sekelas Amazon di Indonesia, efek showrooming mulai muncul di Indonesia.

Banyak barang yang dijual di mal di Indonesia mematok harga yang tinggi jika dibandingkan dengan harga barang di toko online.  Misalnya skuter pedal  3 roda dijual di mal dengan harga di atas 1 juta rupiah sedangkan di toko online skuter pedal 3 roda bisa diperoleh dengan harga 800 ribuan rupiah saja.

Tidak hanya barang di mal yang bisa disaingi harganya oleh toko online namun barang di pusat grosir pun bisa disaingi oleh toko online.

Gadget dan handphone di pusat grosir ITC Roxy Mas dapat disaingi oleh toko online. Pakaian dan aksesoris di pusat grosir Mangga Dua dan pusat grosir Tanah Abang dapat disaingi oleh toko online.  Bayangkan stress dan capeknya berbelanja di pusat grosir seperti mencari lahan parkir di pusat grosir seperti pusat grosir Tanah Abang dan pusat grosir Tanah Abang yang dapat memicu penyakit darah tinggi dengan resiko mobil penyok dan baret bagi yang belum jago menyetir mobil.

Belum lagi konsumen diluar Jabotabek yang ingin berbelanja barang di Jakarta dapat menghemat banyak dari segi biaya akomodasi transport dan biaya akomodasi hotel yang harus dikeluarkan jika berbelanja ke Jakarta dengan melakukan pembelian barang di toko online yang dapat menyediakan barang yang diinginkan dengan harga yang sama dan bahkan lebih murah jika dibandingkan toko biasa.

Akses internet terutama internet wireless dengan jaringan GSM dan jaringan CDMA telah menyebar hampir merata di Indonesia sehingga kesempatan berbelanja konsumen diluar Jabotabek atau di luar pulau Jawa telah sama dengan konsumen di Jabotabek dan di pulau Jawa.

Infrastruktur transportasi pesawat terbang di Indonesia telah tumbuh secara spektakuler untuk mengimbangi kuatnya tingkat konsumsi penduduk Indonesia.  Perusahaan penerbangan seperti Lion Air dan Garuda telah melakukan penambahan pesawat terbang secara besar besaran sehingga kapasitas perut pesawat dapat diisi dengan kargo barang yang dikonsumsi penduduk Indonesia secara lintas kota , lintas propinsi dan lintas pulau dalam waktu singkat.

Toko biasa di Indonesia tidak memiliki garansi barang yang dibeli boleh dikembalikan kalau tidak sreg sehingga kemampuan toko online untuk mengalahkan toko biasa di Indonesia sangat besar melebihi kemampuan toko online mengalahkan toko biasa di Amerika Serikat karena posisi toko biasa dan toko online di Indonesia sama saja yakni tidak boleh mengembalikan barang yang dibeli kalau tidak sreg.

Walaupun belum ada toko online sekelas Amazon atau Zappos di Indonesia ,sudah bermunculan ribuan toko online skala kecil yang mampu menawarkan berbagai jenis barang dengan harga bersaing dan bahkan terdapat forum jual beli di Kaskus yang diisi ribuan penjual barang yang menawarkan ribuan jenis barang dengan harga yang bersaing dibandingkan toko biasa .

Cepat atau lambat dominasi toko biasa di Indonesia seperti toko toko di mal, department store di mal, retail khusus di mal dan toko toko di pusat grosir akan digerogoti oleh toko online di Indonesia.

Banyak pemilik toko biasa di Indonesia termasuk pengusaha besar pemilik jaringan toko di mal yang belum siap mengantisipasi fenomena “ showrooming “ ini di Indonesia karena takut terjadi kanibalisme terhadap omzet toko biasa mereka jika si pengusaha membangun toko online.  Pada dasarnya setiap pengusaha di Indonesia yang menjalankan toko biasa dan jaringan toko di mal masih memiliki mental Kodak yang telah menemukan kamera digital di tahun 1970an  namun tidak mau mengembangkannya karena takut mengkanibal bisnis film dan cuci cetaknya dan hasil akhirnya Kodak bangkrut di era internet dan era digital ini.

Semua orang bisa menjadi ahli pemasaran secara otodidak tanpa harus kuliah dan tanpa harus memperkaya orang orang yang mengaku sebagai ahli pemasaran melalui seminar dan pelatihan untuk menguras kocek anda.

www.konsultansolusi.com