Bisnis retail dan grosir di Indonesia berkembang pesat. Di Jakarta kita tinggal melangkahkan kaki ke pusat grosir seperti Tanah Abang, Mangga Dua , Pasar Pagi dan akan menemukan banyak toko yang menjual aneka barang baik buatan Indonesia maupun barang impor. Di mall , banyak toko yang menjual produk produk bermerek .
Tapi kalau diperhatikan , sebagian besar bisnis tersebut tidak memiliki toko online dan masih bergantung 100 persen ke model konvensioal yakni menunggu pembeli yang mengunjungi toko secara fisik.
Pada dasarnya banyak perusahaan dan pebisnis yang memproduksi barang baik bermerek ataupun tidak serta yang mengimpor barang baik bermerek ataupun tidak masih belum berminat untuk menciptakan toko online untuk memajang produk mereka.
Justru yang membuat toko online adalah pihak yang bukan produsen ataupun importir barang tersebut.
Padahal memiliki toko online dan mengelola toko online tidaklah sulit. Bagi perusahaan atau pebisnis yang sudah memiliki bisnis konvensional , mengelola toko online sama saja dengan mengelola cabang toko atau suatu divisi .
Banyak produsen pakaian bermerek , importir pakaian bermerek, produsen kosmetik , importir kosmetik , produsen dan importir produk lifestyle seperti alat fitness, alat kesehatan,produsen dan importir sepatu, produksen dan importir produk lifestyle jam tangan,perhiasan yang jor joran membuka outlet toko di setiap mall. Biaya sewa di mall yang tinggi dan keharusan kontrak di mall minimal 3 tahun merupakan bagian dari pertaruhan bisnis yang harus dilakoni pebisnis retail.
Pebisnis yang beroperasi di pusat grosir seperti Tanah Abang , Mangga Dua, Pasar Pagi juga beroperasi secara konvensional , menunggu pembeli yang datang memesan dan setiap hari berkutat memperluas network melalui ketok tular tanpa memikirkan cara memperoleh omzet tambahan diluar pembeli yang datang ke toko.
Kenapa pebisnis dan pengusaha yang sudah eksis tidak memulai membuat channel distribusi tambahan melalui toko online milik sendiri ? Apakah karena pebisnis dan pengusaha tersebut gagap teknologi alias gaptek ataukah karena terlena dengan omzet yang telah diperoleh dari cara distribusi yang telah dijalankan selama ini ?
Biaya menjalankan toko online sangatlah kecil bagi pebisnis dan pengusaha yang sudah eksis dan jangkauan toko online jauh lebih luas daripada jaringan yang telah dimiliki oleh pebisnis dan pengusaha saat ini.
Jika pebisnis dan pengusaha bingung cara mengoperasikan toko online , solusinya adalah outsource toko online tersebut ke pihak luar .
Apapun yang dijual oleh pengusaha atau pebisnis saat ini , pada dasarnya memiliki toko online sebagai saluran distribusi tambahan adalah mutlak di saat ini karena perkembangan akses ke internet yang semakin mudah dan semakin murah di Indonesia. Siapkah pebisnis dan pengusaha menciptakan saluran distribusi melalui toko online ?
http://www.konsultansolusi.com
konsultansolusi@gmail.com